free download

toolbar powered by Conduit

Otak Manusia


Pusat kontrol manusia berada di Otak. Manusia itu bisa dianalogikan seperti komputer yang terdiri dari 3 komponen hardware (Keyboard, Processor, dan Monitor). Keyboard berfungsi untuk memasukan input yang akan diterima, diproses, dan disimpan oleh processor. Setelah itu output akan muncul sebagai tampilan di Monitor. Dalam kehidupan manusia input bisa dalam bentuk proses pembelajaran (pengalaman, pengamatan, dsb). Sedangkan proses adalah mekanisme yang terjadi di organ tubuh manusia terutama otak (sebagai processor). Ouput dari proses itu bisa muncul dalam bentuk konsekuensi, perilaku, dan perasaan manusia. Ketiga hal tersebut tidak bisa dipisah-pisahkan karena semua memiliki kaitan proses.

Psikolog sebagai profesi yang mempelajari tentang perilaku manusia seringkali hanya berfokus pada input dan output saja. Sedangkan Psikiater lebih fokus kepada proses. Maka dari itu sering “tidak nyambung” antara Psikolog dengan Psikater dalam memberikan layanan terapi yang dibutuhkan oleh pasien.

Jika ketiga komponen (input, proses, dan output) ini bisa dipahami dengan baik maka hasilnya akan optimal. Sayangnya saat ini belum ada kurikulum khusus di fakultas psikologi yang mempelajari tentang proses yang terjadi di otak manusia. Banyak masalah perilaku manusia yang bisa dijelaskan jika kita memahami tentang ketiga hal tersebut.

Sebagai contoh bagaimana perasaan manusia sangat terkait dengan hormon (neuro-transmitter) yang diproduksi oleh otak saat merespon sebuah peristiwa tertentu. Bagaimana proses pencucian otak manusia atau sekedar menjelaskan fenomena seolah-olah agama tidak bisa dijelaskan dengan teori ilmiah, mengapa bisa terjadi seperti itu? Mengapa muncul perilaku adikitif? Mengapa ciuman bisa menurunkan stress? Mengapa tertawa bisa membuat sehat? dan masih banyak lagi….

Apa itu masalah?


Punya masalah? yup.. itu hanya sebagian proses dari hidup. Setiap orang akan mengalami itu, tidak peduli ia orang biasa, orang hebat, orang suci, bahkan saya pun akan selalu berhadapan dengan masalah. Saya tidak pernah memandang masalah sebagai cobaan, karena saya masih percaya Sang Khalik tidak menciptakan saya hanya untuk sebagai bahan percobaan.

Masalah, bagi saya adalah sebuah berkat, sebuah pelajaran, sebuah inspirasi. Masalah hanyalah sebuah cara bagaimana Sosok Luar Biasa itu mencoba berbicara kepada saya.

Beberapa orang bijak mengatakan bahwa masalah tercipta karena adanya kesenjangan antara yang terjadi dengan apa yang sedang diinginkan, perbedaan antara kenyataan dan harapan, degradasi antara mimpi dan terjaga.

Jika dilihat dari rumusan ini, maka secara praktis dapat disimpulkan bahwa sumber masalah ialah keinginan, harapan, dan mimpi; maka untuk hidup bahagia dan mencegah timbulnya masalah seseorang harus menjauhkan diri dari keinginan, harapan, dan mimpi pula… dan kenyataan membuktikan beberapa kelompok sudah berusaha menjalankan ‘terapi’ ini..

Benarkah?

Maaf, tapi menurut saya tidak. Tanpa keinginan, harapan, dan mimpi, manusia tidak akan menghasilkan apa-apa.. ia akan kosong. Ia tidak akan memenuhi fungsi dan amanah Sang Khalik yang sudah diembankan kepadanya..

Karena putus asa dan ketidakmampuannya, beberapa orang juga mencoba berlari dan mengingkari keinginan, harapan, dan mimpi yang ia miliki.. salah satu prinsip yang paling populer dipegang ialah “biarkan hidup mengalir seperti air…”